#keluarga

avatar

7 Tanda Kamu Disukai oleh Keluarga dari Pasanganmu

Memiliki hubungan yang baik dengan keluarga pasangan adalah salah satu aspek penting dalam membangun ikatan yang langgeng dan harmonis. Saat kamu disukai oleh keluarga pasanganmu, hubungan kalian berdua akan semakin kuat dan penuh dukungan dari orang-orang yang kalian cintai.
7 Tanda Kamu Disukai oleh Keluarga dari Pasanganmu

Bakwan Terakhir

“Ini bakwannya sudah Ibu buat,” teriak Ibu dari dapur.

Ngobrol Bareng Bapak

Aku anak terakhir alias anak bungsu dari tiga bersaudara. Aku memiliki satu orang abang dan satu orang kakak. Aku begitu dekat dengan kakakku, namun sayangnya aku tidak terlalu akrab dengan abangku. Sebenarnya aku ingin mengakrabkan diri dengan abangku. Tapi sayang, dia memang orangnya tempramental sekali. Sifatnya yang tidak ingin mengalah kepada adiknya membuatku jenuh untuk mencoba terus mendekatinya. Dia sibuk dengan dunianya, yaitu musik. Begitulah, dia lebih akrab dengan teman-temannya ...

Dengarkan Aku Sebentar

Mereka bilang aku calon penghuni neraka, emang mereka sudah pasti jadi penghuni surga?

Sniper (Cerpen)

Aku sangat bangga terhadap ayahku, anggota polisi yang berpangkat Brigadir Polisi Kepala. Tugasnya mengatur lalu-lintas. Kalau lihat ayah memakai seragam polisi, berdiri di tengah jalan, hebat sekali. Semua kendaraan takut padanya. Kalau melanggar pasti ditilang. Ayah tidak mengenal kompromi, siapapun, yaa, siapa pun. Karena itu, ayah sangat terkenal. Bahkan, ketenarannya melebihi Kapolres.
avatar

Ketika Ada HP Kau Lupa Segalanya

Ada suatu kisah seorang anak perempuan yang sangat taat dalam beribadah.dia selalu menyempatkan membaca Qur’an dimanapun ia berada. Bahkan di sekolahnyapun ia yang paling lancar membaca al-quran. Nama anak itu adalah salsa. ia seorang anak dari keluarga yang sederhana. Bapaknya hanya bekerja sebagai tukang sayur yang berkeliling di pagi hingga siang hari dan penghasilanya lumayan untuk makan dan biaya sekolah salsa. dan ibunya hanya menjadi IRT.
avatar

Anggukan Terakhir Sang Kakek

Malam itu, hawa dingin cukup membuat bulu kuduk terangkat. Fikri hanya bisa duduk termenung di selasar masjid pondoknya ketika mengingat kembali kesalahan yang telah ia lakukan. Seandainya saja ia mematuhi perkataan ayahnya, semuanya pasti tidak akan berakhir dengan penyesalan. Ia tentunya masih bisa merasakan aura tenang penuh kewibawaan yang senantiasa terpancar dari wajah kakeknya.
Anggukan Terakhir Sang Kakek