Ketika semuanya keluar dan pamit pulang tinggal abi dan hana di dalam kantor asrama.
“Abi.. abi lupa ya apa kata ummi ini udah jam berapa bi.” rengek hana seperti anak kecil.
“Ini baru jam 2 memang ada ap.. astagfirullahal adzim abi lupa maaf ya pasti kamu lapar. ini makanlah maafin abi ya pasti dari tadi kamu nunggu. hah abi terlalu keasikan mengobrol hingga lupa padamu maafkan abi sekali lagi ya.” sesal abiku sambil memperlihatkan wajah sesalnya.
Aku tertawa melihat tingkah abi. lalu akupun makan siang bersama abi dengan penuh canda tawa aku menikmati makanan buatan ummi siang itu.
“Abi kira-kira pulang jam berapa?” tanyaku pada abi.
“Abi ada rapat 1 kali lagi sama kyai dari pondok pesantren al-kautsar, kayaknya kita. Kita bakalan pulang jam 5 sore.” ujar abi yang baru saja selesai makan. aku juga begitu aku membereskan peralatan makan lalu aku membantu abi membereskan berkas-berkas pesantren nurul falah.
“Abi serumit inikah memegang pondok pesantren?”. Tanyaku tiba-tiba.
“Ya kalau kita menjalankanya karena allah pasti tidak akan serumit ini. karena kita dibantu sama allah. dan jika kita menjalankan dengan benar maka kedudukan kita akan meningkat. oleh karena itulah setiap pekerjaan kita harus selalu mengingat allah agar alloh senantiasa membantu segala urusan kita, paham kan akan penjelasan abi?” tanya abi seraya tersenyum ke arah pintu.
“Ada apa hasan?” tiba-tiba abiku berkata pada seseorang di luar dan ketika aku menengok ternyata hasan yang di ambang pintu.
Hasan pun menghampiri abiku dan menyerahkan selembar kertas entah apa.
“Ini kyai daftar absen santri selama 1 bulan ini.” ucapnya sembari menyerahkan kertas itu dengan sopan.
“Oh daftar hadir santri putra.. banyak yang alpa ato sakit san?” tanya abiku.
“Alhamdulillah selama 1 bulan ini hadir semua abi kalo yang sakit mungkin ada beberapa tapi yang alpa kosong kyai” ujarnya sambil melirik padaku.
Aku hanya menyimak obrolan abi dengan hasan.
“Hmm.. baguslah kalau begitu hasil kerjamu tak sia-sia.” ujar abi sambil tersenyum ke arah hasan.
“Kalau tidak ada tugas lagi hasan mau kembali ke asrama putra kyai.” pamitnya dengan sopan.
“Tidak ada ya termakasih ya hasan.” abi menepuk pundak hasan bangga.
Hasan pun lalu balik ke kamarnya yakni asrama putra. sedangkan aku masih melongo dengan apa yang dilakukan hasan.
“Abi memangnya hasan mengadakan apa sampai membuat abi bangga?” tanyaku pada abi yang masih melihat data absensi itu.
“Dia itu salah satu santri teladan di pondok pesantren nurul falah ini. dia telah mengadakan tes tahfidz selama 1 bulan dan alhamdulillah dia mengerjakanya dengan baik tanpa mengecewakan abi.” jelas abi sambil terus melihat data absensi hasil kerja hasan selama 1 bulan ini.
“Ohh gitu ya bi..” ucapku
“Ya suatu saat jika umurmu sudah cukup untuk menikah abi akan menjodohkanmu dengannya.” ujar abi hana cukup seriusa.
“Ha yang benar saja bi..” ucapku seperti kurang percaya akan ucapan abi.
“Lihat saja nanti.” lalu abi pergi meninggalkanku.
“Hah abi..” keluhku.
Tak terasa adzan ashar berkumandang dan tak kusangka yang adzan ternyata hasan lagi.
“Hana ayo kita ke masjid sholat berjama’ah.” ajak abiku.
“Ayo bi.” aku pun berjalan beriringan dengan abi sehingga para santri pada ngelihat ke arahku.
“Sudah kamu bergabung dengan santri putri.” titah abiku akupun berjalan ke tempat wudhu wanita.
Setelah berwudhu aku duduk tenang di shaf belakang. tak kusadari ternyata wanita di sebelahku adalah syifa.
“Eh kak hana” sapa syifa ramah. aku menoleh
“Eh syifa kirain aku siapa.. kamu ngagetin aja sih.” tegurku yang membuat ia tertawa.
“Kak syifa kira ka hana udah pulang.” syifa memulai topik pembicaraan.
“Enggak, tadi aku di kantor asrama abis makan siang aku bantuin abi beresin berkas-berkas asrama. soalnya kan nanti asrama ini bakal dipegang sama aku.” jelasku yang membuat hana tersenyum lebar.
“Asrama ini bakal kaka pegang?” tanya syifa senang.
“Iya itupun kalau aku sudah menikah.” jawabku santai.
“Kalo gitu ka hana cepet nikah aja biar asrama ini cepat diduduki oleh ka hana.” ujar syifa polos.
“Enak aja kamu kalo ngomong gak dipikirin dulu yah.” tegurku.
“Hehe maaf kak abis syifa seneng dengernya.” jawab syifa sambil cengengesan.
Tak terasa iqomat mulai terdengar tanda sholat akan segera dimulai. aku segera merapikan shafku.
Dan sholat berjama’ah pun telah selesai dilaksanakan. aku segera keluar masjid lalu memakai kenipku dan pergi dari mesjid itu dengan syifa.
“Ka hana pulangnya masih lama kan?” tanya syifa seperti takut ku tinggalkan.
“Aku pulangnya jam 5 soalnya abi masih ada rapat.” jawabku santai.
“Ah senangnya ayo kak ke asrama putri dulu.” ajak syifa.
“Okelah ayo.” aku pun masuk ke asrama putri dengan syifa. aku di sambut sangat ramah oleh seisinya.
“Ka hana sini aku mau curhat.” teriak ica seorang santri bertubuh mungil yang bawel dan supel.
Aku tersenyum mendengar teriakan ica lalu aku dan syifa menghampiri santriwati lainnya.
“Ica mau curhat apa?” tanyaku lembut.
“Ica mau curhat kalo ica tuh lagi suka sama seseorang” jawab ica polos. sontak seluruh mata melihat ke arah ica dengan tatapan kaget ples tidak suka. kaget karena seorang ica yang polos dapat suka dengan seseorang dan tidak suka karena takut ica mendekati zina.
“Tenang semuanya jangan tatap ica kayak gitu. ica kan bukan artis.” gerutu ica sambil memonyongkan bibirnya.
“Yaudah lanjutin.” pintaku.
“Ica lagi suka sama seseorang karena dia baik banget sama ica. suka kasih ica uang jajan, kasih ica makanan buat ngemil dan kalo ica sakit dia yang paling khawatirin ica mau tau gak siapa yang lagi ica suka?” tanya ica seperti teka-teki.
“Wah siapa itu ca? sikapnya udah berlebihan banget itumah.” komeh ifah.
“Ya bang roni lah ica lagi suka sama dia.” jawab ica sangat polos.
“Ica kamu suka sama abangmu sendiri? ya alloh ca kukira kamu suka sama siapa ternyata eh ternyata kamu menyukai abangmu sendiri? yaiyalah ca semua adik pasti suka sama kaka, teteh ato apalah gaje tau gak kamu terlalu polos!..” bentak sofi yang sudah kesal pada ica.
“Ya ica minta maaf kan ica cuma curhat ke ka hana jadi kalian yang emosi.” gerutu ica.
“Haha curhatan ica lucu banget ya.” ucapku untuk mencairkan suasana.
“Wah yang bener ka? curhatan ica lucu okedeh nanti ica curhat yang lebih lucu.” jawab ica polos.
Saat sedang asik bercanda dengan santri putri tiba-tiba abiku datang.
“Hana ayo kita pulang.” ujar abiku seraya tersenyum semua santriwati memberi salam pada abiku dengan mengatupkan tangan di dada karena bagi wanita yang sudah haid/baligh maka tidak boleh bersentuhan dengan lawan jenis kecuali jika tidak sengaja.
“Yah kak hana pulang sedih hiks…” tangis ica yang langsung ditenangkan oleh santriwati lainya.
“Kaka sering-seringlah mengunjungi kami di sini ya.” ujar syifa sembari memeluk aku rasanya aku seperti punya seorang adik saat memeluk syifa atau siapa saja.
Saat di mobil aku menceritakan apa saja pada abiku hingga membuat suasana di mobil lebih tentram dan berwarna.
“Hana besok kamu masih ulangan?” tanya abi.
“Iya bi 2 hari lagi sabtu dan ahad. berarti hari senin hana sudah selesai mengerjakanya.” jelasku pada abi.
“Saat ulangan terakhir kamu libur 2 minggu kan?” tanya abi lagi.
“Iya hana libur 2 minggu bi memang ada apa?” tanyaku bingung.
“Saat libur kamu tiap hari harus ikut abi ke pesantren bantu dan temani abi di sana bagaimana setuju ya? itu abi lakukan agar saat pesantren abi serahkan padamu kamu tahu bagaimana cara menduduki kepesantrenan dengan bijak dan adil. kamu tidak perlu khawatir para pembina yang mengajar semuanya adalah teman abi bahkan sahabat abi jadi mereka akan menjaga kamu.” nasihat abiku masih dalam keadaan menyetir mobil sesekali abi menengok ke arahku.
“Ya kalo memang ini yang terbaik buat hana. hana akan ikut abi setiap hari.” ucapku penuh tekad namun tetap karena ridho alloh.
Abi tersenyum mendengar penuturanku.
2 tahun tidak terasa sekarang aku telah lulus dari masa aliyahku. aku hendak melanjutkan keperguruan tinggi. dan alhamdulilahnya sekarang aku telah lulus juga dari kuliahku setelah menempuh skripsilku selama 1 tahun dan sekarang waktunya aku menemukan jodohku. dan ternyata perkataan abi dahulu benar bahwa aku akan dijodohkan dengan hasan.
Setelah hasan selesai mengucap ijab qobul aku pun keluar di dampingi oleh ummiku dan syifa.
Aku mencium tangan hasan dan hasan mencium keningku.
Sekarang aku sudah sah menjadi suami istri dengan hasan.dan abi memberikan kedudukan pesantren pada aku dan hasan.hasanlah yang bertanggung jawab karena sekarang ia sudah menjadi kyai di pesantren nurul falah sedangkan aku menjadi ummi di pesantren nurul falah.
Aku selalu ingat kata-kata abi sewaktu dulu. kalo mengerjakan apapun itu harus selalu ingat allah karena allah akan selalu membantu hamba-hambanya yang selalu ingat dan taat padanya.
Aku menduduki jabatan ini dengan selalu ingat pada allah.
Dan hidupku bahagia meskipun banyak ujian dan cobaan di depan sana tapi aku yakin jika Allah akan selalu menolong hamba-hamba yang taat padanya.
TAMAT
Maaf ya kalo cerpenya gak nyambung ato ada kesalahan tanda baca. dll
Wajar saja aku masih pemula.
Oya terimakasih banyak ya karena sudah banyak membaca cerpen buatanku.
Yah mungkin untuk kak senior cerpenku ini banyak yang salah tapi tak apa aku akan selalu berusaha agar cerpenku ini bisa dinikmati dengan baik.
Cerpen Santri Itu Jodohku (Part 2) merupakan cerita pendek karangan Wardina Sya, agan dapat mengunjungi profil penulis untuk membaca karya-karya cerpen terbaru miliknya. Baca juga cerpen seputar Kehidupan, atau cerpen menarik lainnya dari Wardina Sya.
Cerpen ini telah berhasil ditayangkan sekitar:
Jika dirasa cerpen ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan cerpen ini ke medsos atau langsung klik tombol sebarkan ya gengs! 🫰.
Promosi Via Guest Post!
Buat agan & sista, jika ingin mempromosikan produk bisnismu melalui tulisan (guest post-content placement), silahkan baca terlebih dahulu tentang aturan dan kebijakan guest post 👉 di sini 👈
25 Fitur Terbaru: Kuis AI, Pelajaran Sekolah AI, Latihan Soal AI, Jawaban Soal AI dan masih banyak lagi fitur menarik lainnya.
Hanya pengguna VIP yang sudah terdaftar dan memiliki akun lencana terverifikasi