Nino Si Anak Cerdas

“Nino..” panggil kakanya yang bernama caca.

“Apa?” sahut nino.

“Kamu mau gak ikut lomba cerdas cermat?” tanya ka caca.

“Buat apa?” tanya nino heran sambil mengernyitkan dahinya.

“Laelah no..no.. kan kamu cerdas, jadi kakak mau kamu ikutan lomba cerdas cermat ya..” pinta kak caca sambil memegang sebuah pen.

“Yaudah deh kak.. aku mau.” jawab nino mantap.

Kak caca meloncat gembira. ia memeluk adik laki-lakinya itu lalu pergi ke kamar.

Di sekolah SD agama islam ternama.

“Hai di..” sapa nino lalu meletakan tas di kursi sebelah adli.

“Eh hai juga no.” balas aldi yang sedari tadi sibuk dengan buku komiknya.

“Kamu beli komik baru kah?” tanya nino melihat adli sangat serius membaca.

Adli menutup bukunya lalu menatap ke arah nino.

“Ya aku membelinya kemarin.” jawab nino seraya tersenyum.

“Owh.. oya aldi apakah kau mengikuti lomba cerdas cermat?” tanya nino.

Adli hanya mengangguk lalu membaca kembali bukunya. asal kalian tahu adli ini orangnya sangat pendiam juga cuek. bisa dibilang dia kutu buku karena entah berapa puluh buku yang telah dibacanya.

“Eh dli itu bu halimah datang. jangan baca buku terus.” tegurku pada adli.

Adli segera menutup bukunya lalu disimpan dalam laci meja.

Saat istirahat.

“Kriiiingg.. kriiiingg..” bunyi bel memekakan telinga kelas 5A.

“Dli ke kantin yuk. aku laper nih..” nino mengajak adli untuk pergi ke kantin bersamanya namun tak sedikitpun adli bergeming.

“Adliiiii…” teriak nino karena kesal melihat adli mengabaikanya.

Adli pun akhirnya menoleh karena merasa terganggu dengan teriakanku tadi.

“Kamu berisik deh! kalau mau ke kantin pergi saja sendiri.” bentak adli pada nino.

Nino yang mendengar bentakan adli merasa sedih, padahal niatnya baik yakni mengajak adli istirahat bersama.

“Ya sudah..” nino pun beranjak pergi meninggalkan adli.

Di kantin nino merasa aneh dengan sikap adli padanya. nino tau adli sangat suka membaca buku apapun itu.

Tetapi mengapa harus membentak jika tak ingin?

Tak bisakah berbicara baik-baik agar aku tak tersakiti?

Nino bertanya tanya dalam benaknya. ia tak habis pikir mengapa adli sampai berani membentaknya hanya karna hal sepele?.

‘Oh ya apa mungkin dia dendam padaku karena kemarin aku mengalahkannya dalam lomba menulis pekan lalu?’ tanya nino dalam benaknya.

Tetapi nino tak ingin berpikir lebih buruk tentang adli. ia langsung beranjak dari tempat duduknya dan lalu masuk kedalam kelasnya.

Lomba cerdas cermat pun akhirnya tiba. nino sudah sangat siap menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan terlontar dari mulut juri.

Nino dan adli memasuki ruangan.

Saat lomba berlaju ninolah yang paling lancar dalam menjawab soalan-soalan. sedangkan adli ia hanya gugup dan keringar dingin ia tak tahu apa yang harus dilakukan.

Saat pengumuman pemenang lomba semua berharap cemas. panitia lalu membacakan juara lomba cerdas cermat sekabupaten bandung.

“Juara 3 diraih oleh.. ananda hasna tadzkia dari sekolah alumumil a’lim.” sahut panitia.

Nino samakin penasaran siapa yang akan menjadi juara kedua.

“Juara kedua diraih oleh.. inara lutfiana dari sekolah citra ilmu hayat.” nino semakin penasaran akan siapa yang akan menjadi juara pertama.

Nino melirik adli ia sangat tegang dan berkeringat. berbeda dengan dirinya yang tenang serta sabar.

“DAN INI DIA YANG DITUNGGU-TUNGGU. JUARA PERTAMA DIRAIH OLEH… ELNINO PRATAMA. DARI SEKOLAH ISLAMIYAH SCOOL TERNAMA.” nino tak percaya jika tadi namanya dipanggil. nino pun langsung naik ke atas panggung yang sudah ada beberapa orang di sana.

Nino pulang dengan perasaan gembira.

“Nino selamat ya kamu sudah membawa nama baik sekolah ini.” ujar bu dini seraya melmparkan senyum.

“Iya bu makasih ini juga berkat do’a ibu dan kawan kawan.” ucap nino tulus.

Ia meirik adli. terlihat jelas dari raut wajahnya ia sangat sedih dan kecewa. nino menghampi adli yang terlihat sangat kecewa.

“Adli..” nino memegang pundak adli.tetapi tanganya itu segera ditepis oleh adli.

“Ad..adli kamu marah ya sama aku? aku minta maaf..” ucap nino lirih.

“Hikss.. hikss.. kamu jahat nino!” bentaknya. “aku sudah bersusah payah untuk mendapatkan juara itu. tetapi kamu menghancurkanya! apa kamu tidak puas nino kamu adalah anak yang sudah berkali kali membuatku jatuh! kamu selalu merebut kebahagiaan itu! apa tidak bisa sekali saja aku merasakan menang nino? aku sudah pendiam dan cuek tapi kenapa semua itu tidak membuahkan hasil?” adli bersungut-sungut pada nino.

“Dli.. maafkan aku sudah merebut kebahagiaanmu. tapi aku sama sekali tidak bermaksud melukaimu dli aku minta maaf..” nino langsung memeluk adli tetapi adli langsung pergii.

Sejak saat masum mts hingga ma. tak pernah nino melihaat adli. mungkin adlii sudah pergi.

Dan sejak saat itu pula nino dijuluki ‘nino si anak cerdas’

Tamat.

Maaf ya kalo gak nyambung aku lagi males nulis hehe..