Pada suatu hari ada seorang anak perempuan yang bernama bela. dia adalah anak dari pak yusuf dan bu imah. anaknya lucu dan pandai.
Tapi sayang bela mempunyai satu kebiasaan buruk, yaitu suka menyisakan dan membuang nasi.
Pada pagi hari. mamanya membangunkanya untuk sekolah.
“Bela.. bangun sayang waktunya siap-siap sekolah.” ucap mamanya sambil menggoyangkan tubuh mungil bela.
“Aaa… ya mama..” bela bangun lalu beranjak pergi ke kamar mandi untuk melaksanakan sholat subuh dulu.
“Mama.. bela hari ini mau bekal nasi ya..” teriak bela sambil membereskan keperluanya untuk pergi ke sekolah. bela di sekolah adalah anak kelas 2 b.
“Kenapa gak sarapan sayang?” tanya mamanya heran.
“Bela ada kegiatan dulu.. jadi bela mau dibekel aja ya mama..” pinta bela manja.
Mamanya menghela nafas lalu tersenyum dan segera beranjak pergi ke dapur untuk menyiapkan bekal untuk bela.
Tak lama mamanya pun datang.
“Ini sayang.. bekalnya nanti dihabiskan ya..” mamanya memberi nasihat pada bela agar menghabiskan makanan buatanya.
Bela mengangguk. lalu menyalimi tangan mamanya dan berangkat ke sekolah menggunakan GRAB.
Saat di sekolah.
“Hai temen-temen” sapa bela ramah.”
“Eh hai juga bel.. sini” hana menjawab sapaan bela dan menyuruh bela duduk di dekatnya.
“Udah dateng belom gurunya han?” tanya bela sambil menengok ke kanan dan ke kiri.
“Belom bel bentar lagi kali..” tanggap hana sambil meminum air putih di botol minumnya.
“Owh..” respons bela singkat.
Tidak lama datanglah ibu cici wali kelas bela. dan pelajaran pun dimulai.
Saat istirahat.
“Bela kita ke kantin yuk..” ajak hana.
Bela melirik kotak makan miliknya yang sudah terisi penuh oleh nasi. dia ingat kta mamanya bahwa bekal yang dibawanya harus dihabiskan. tanpa pikir panjang bela pun mengambil bekal miliknya.
“Eh bel kamu bawa bekal?” ujar hana ketika melihat bela memegang kotak makan.
Bela melirik kotak makanya dan tersenyum.
“Hehe iya nih han, aku belum sempat sarapan tadi” jawab bela. lalu setelah itu hana dan bela pun pergi menuju kantin
“Kamu bekal apa bel? mau lihat boleh?” tanya hana penasaran melihat bela hanya diam tanpa membuka kotak makanya.
“Gak tau.. buka aja..” bela membolehkan hana melihat bekalnya.
“Waw.. umm yammy kek nya lezat deh bel. boleh aku cicip dikit gak..” tanya hana sambil menggigit bibirnya.
“Umm.. emangnya isinya apa?” tanya bela penasaran.
“Isinya.. ayam balado, nugget dan sosis panggang umm yummy banget..” jela hana.
“Owh yaudah kalo kamu mau cicip. boleh.. kok” bela tersenyum yang membuat mata hana berbinar mendengarnya.
“Okey.. makasih bela yang buaik sedunia..” godanya.
Setelah hana mencicip bela pun memakan bekal nasinya.
Tapi seperti biasanya dia menyisakan nasinya itu dan hendak membuangnya.
“Eh bela mau ke mana?” cegat hana yang melihat bela hendak membuang nasinya.
“Emm.. mau buang nasi ini..” bela berkata jujur pada hana. karena dia tidak pernah diajarkan berbohong oleh kedua orangtuanya.
“Ih bela kok dibuang sih? sayang tau.” ujar hana yang tidak terima jika bela membuang bekalnya.
“Terus mau diapakan? kata mamaku harus habis makanya. nah kan aku gak habis jadi biar mamah gak marah sama aku, aku buang aja nasinya beres kan?” ujar bela polos.
Hana menggeleng gelengkan kepalanya. memang di antara bela dan hana. hanalah yang paling dewasa.
“Bela.. kalo kamu gak mau dimarahin mamah kamu. ya bukan begitu caranya donk! itu sama saja kamu mengundang marah mamah kamu tahu.” ucap hana bijak.
“Yahh.. terus gimana donk?” tanya bela sambil melirik kotak makan yang ada di tanganya.
“Meningan kamu bawa lagi saja ke rumah.” jawab hana enteng.
“Ya nanti aku dimarahin mama aku donk han..” rengek bela.
“Ya kamu tinggal pilih saja. lebih baik bohong biar tak dimarahi tapi dosa. atau lebih baik jujur biarpun dimarahi dapat pahala” hana memberi pilihan pada bela. lalu bela pun memilih untuk jujur tak apa dimarahi yang penting dapat pahala. pikir bela.
Saat di rumah bela.
“Assalamu’alikum mamah bela pulang..” ujar bela sambil salim pada mamahnya.
“Eh wa’alaikumussalam.. sudah pulang anak mamah yang cantik ini ya..” mamanya mencium kening bela.
“Oh iya apakah bekal makanan habis seperti yang mama minta?” tanya mamanya yang membuat bela terdiam.
“Loh kok diam? berarti tidak habis ya?” tebak mamanya.
Bela mengangguk lalu menunduk.
Mamanya menghela nafas lalu berbicara tenang dengan bela.
“Bela sayang.. liat muka mama.” pinta mamanya yang melihat bela terus menunduk lantaran takut akan mamanya marah.
“Belaa dengar mama tidak?” ulang mamanya lagi.
Bela pun mengangkat kepalanya dan melihat muka mamanya.
“I..iya ma” jawab bela pelan.
Mamanya tersenyum melihat bela lalu menyuruh bela untuk tenang.
“Tenang aja sayang.. bela gak usah tegang gitu dong.. rileks aja” ujar mamanya.
Bela pun sedikit tenang mendengar perkataan mamanya tadi.
“Bela..” panggil mamanya.
“Iya mah?” jawab bela cepat.
“Kenapa gak dihabisin nasinya?” tanya mamanya.
“Maafin bela mah..” lirih bela.
“Jawab dulu pertanyaan mama kenapa nasinya tidak dihabiskan?” tanya mamanya lagi.
“Bela kenyang mah.” bela menjawab jujur.
“Ok.. sekarang mamah nanya lagi apa tadi bela mau ngebuang nasi itu?” tanya mamanya seakan tahu apa yang dilakukan bela tadi di sekolah.
“I..iya ma. tadi bela mau ngebuang dulu itu nasi. tapi hana ngelarang bela buat buang nasi itu mah..” jawab bela sambil menunduk kembali.
“Coba bela tebak. kenapa hana ngelarang bela buat buang nasi itu?” tanya mamanya seakan bermain teka-teki dengan bela.
“Umm.. bela gak tau ma?” bela menggaruk kepalanya yang masih dibalut dengan jilbab sekolah karena ia belom berganti baju.
“Karena kalo nasi dibuang. nasi itu bakalan nangis..” jelas mamanya.
Bela makin tak mengerti dengan perkataan mamanya.
“Mama bela mau nanya kok nasi bisa nangis sih mah? kan nasi itu makanan mana bisa nangis mah?” pertanyaan polos itu muncul dari bibir mungil bela.
Mamanya tertawa mendengar pertanyaan polos anaknya itu.
“Karena nasi juga punya perasaan sayang. coba deh bela bayangkan para petani yang mengurus padi? mereka itu mengurus padi dengan penuh jasa. dengan mereka mengurus padi padi pun akhirnya menjadi nasi yang dapat kita makan nah betapa susahnya mereka mengurus padi-padi itu hanya untuk menghasilkan nasi yang dapat kita dan masyarakat makan sayang, jadi oleh karena itu hargailah kerja keras para petani itu dengan kita memakan hasil benih benih padi alias nasi. Jadi kita tidak boleh membuang buang nasi. seharusnya kita bersyukur karena masih bisa makan. coba bela bayangkan anak-anak jalanan itu mereka mau makan saja susah, bahkan mereka rela bekerja hanya untuk sesuap nasi. nah kita orang yang masih diberi rezeki dan kenikmatan oleh allah harus bersyukur.” jelas mamanya panjang lebar yang membuat bela menangis.
“Mamah bela minta maaf karena selama ini. bela suka membuang buang nikmat yang allah berikan untuk bela maafin bela ma” bela memeluk mamanya sambil menangis.
“Iya sayang mama maafkan bela tapi bela jangan pernah diulangi lagi ya sayang..” nasihat mamanya sambil menangis.
Akhirnya bela pun tidak pernah menyisakan nasinya lagi. tiap makan bela selalu menghabiskanya.
Keesokan harinya..
“Hanaaaaa..” panggil bela pada hana sambil berlari.
“Eh bela.. kenapa bel panggil aku mau ke kelas bareng? yok” tebak hana.
“Iyah hana” jawab bela sambil tertawa lebar. hana heran melihat tingkah sahabatnya itu.
Sesampainya di kelas.
Bela memeluk hana dengan saat erat. sampai hana bingung akan sikap bela padanya.
“Hey bela kamu kenapa? lepasin dong pengap nih aku gak bisa nafas.” teriak hana sambil berusaha melepaskan pelukan bela.
“Huh akhirnya lepas juga.. aku gak bisa nafas tau.” gerutu hana.
“Yeee itumah badan kamu yang kegendutan. makanya diet dong” ledek bela yang membuat hana cemberut.
“Kamu kenapa sih?” tanya hana yang masih cemberut.
“Nanti aku kasih tahu waktu di kantin yaa..” jawab bela yang membuat hana makin penasaran.
“Kriingg.. kriingg..” bel sekolah berbunyi.
“Yeaaaa istirahat..” seru anak-anak sekelas bela.
Bela tersenyum pada hana yang masih kesal pada bela. hana melirik bela yang sedang melihatnya sambil tersenyum.
Tiba-tiba bela memeluk hana lagi. tapi kali ini tidak menyesakan hana.
“Eh kok kamu meluk aku sih kenapa?” tanya hana kaget melihat bela yang tiba-tiba memeluknya tanpa sebab.
“Makasih ya hana. kemarin kamu udah ngelarang aku buat buang nasi itu” kata bela sambil melihat ke arah hana.
Hana mengangkat alisnya sebelah menandakan ia heran dengan tingkah laku bela.
“Karena kamu aku jadi mengerti tentang perjuangan para petani. yang bersusah payah merawat dan menjaga padi agar menjadi sebuah nasi yang bisa dimakan.” jelas bela agar hana paham.
Setelah mendengar cerita bela, hana menganggukan kepalanya lantaran ia mengerti maksud dari cerita bela.
“Iya bel aku ngerti kok” ujar hana membalas pelukan bela.
“Makasih hana..”
Mereka pun lalu berpelukan dengan sangat erat.
Hikmah: jangan pernah kalian membuang buang nasi. karena nasi juga bisa menangis. hargailah sosok seorang petani yang sudah merawat dan menjaga padi hingga menjadi nasi..
Tamat
Cerpen Nasi Juga Bisa Nangis Lhoo.. merupakan cerita pendek karangan Wardina Sya, agan dapat mengunjungi profil penulis untuk membaca karya-karya cerpen terbaru miliknya. Baca juga cerpen seputar Kehidupan, atau cerpen menarik lainnya dari Wardina Sya.
Cerpen ini telah berhasil ditayangkan sekitar:
Jika dirasa cerpen ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan cerpen ini ke medsos atau langsung klik tombol sebarkan ya gengs! 🫰.
Promosi Via Guest Post!
Buat agan & sista, jika ingin mempromosikan produk bisnismu melalui tulisan (guest post-content placement), silahkan baca terlebih dahulu tentang aturan dan kebijakan guest post 👉 di sini 👈
25 Fitur Terbaru: Kuis AI, Pelajaran Sekolah AI, Latihan Soal AI, Jawaban Soal AI dan masih banyak lagi fitur menarik lainnya.
Hanya pengguna VIP yang sudah terdaftar dan memiliki akun lencana terverifikasi