Cinta
Diterbitkan di Cinta
avatar
waktu baca 11 menit

Nyaring Yang Semu

Nyaring Yang Semu

Suara gemuruh dari langit disertai hujan lebat, aku membaca cerita singkat kisah cinta Budi dengan Zahra waktu SMA, yang ditulis oleh Budi sendiri. Aku terduduk di samping jendela kaca dengan ditemani segelas coklat panas.

“Lihat, di balik bukit itu hujan lebat tapi disini tidak, fenomena alam yang cantik bukan?” Kataku sambil menyeruput teh di depan tenda. “Itu namanya hujan lokal, kamu sih selalu tidur waktu pelajaran IPA.” Jawab Zahra sambil memakan roti yang sudah aku cuil. “Jadi, kalo sana hujan sini juga hujan, berarti hujan domestik dong?” Jawabku sambil bercanda. Lantas Zahra menjawab sambil mengorek-ngorek plastik roti yang rotinya sudah dimakan. “Ya nggak gitu juga konsepnya.”

Aku dan Zahra adalah korban pertemanan yang terjatuh di jurang percintaan. Awal perkenalan kami adalah waktu MOS masuk SMA dulu, kami satu kelompok dan akhirnya menjadi teman dekat, hingga sekarang kami berpacaran. Memang tidak bisa dipisahkan dengan apa yang telah kami miliki. Kami seperti kepingan puzzle, saling melengkapi ketika satu dari kami kurang. Saking dekatnya hubungan kami, orangtua dari dari kami berdua sudah saling mengenal. Kalau kata orang, tinggal nunggu waktu nikah aja. Hehehe.

Setelah lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di salah satu kampus yang tidak jauh dari rumahku. Sedangkan Zahra memilih untuk tidak melanjutkan kuliah, karena perspektif Zahra tentang kuliah adalah, ‘kenapa wanita harus melanjutkan kuliah? Lagi pula nanti jika sudah menikah paling cuma di dapur.’ Pola pikir seperti ini memang selalu menjadi perdebatan yang tiada habisnya. Akan tetapi, manusia mempunyai hak atas dirinya sendiri. Oke, tidak masalah.

Ketika aku bermain game online. Tiba-tiba aku mendapati notif chat dari Zahra. “Keluar yuk, aku mau ngajak kamu ke kedai kopi yang viral di tiktok kemarin.” Chat dari Zahra.

Saking asyiknya aku bermain game, aku tidak menjawab chat dari Zahra. Namun, tidak sampai disitu saja. Zahra meneleponku. Akhirnya aku mengangkat telepon itu.

“Halo sayang, gimana,?” Kataku saat mengangkat telfon. “Aku pengen kita ke kedai kopi yang viral kemarin itu.” Jawab zahra sambil kegirangan. “Oke, aku langsung cus ke rumah kamu. Tunggu ya.” Jawabku dengan semangat dan segera mengambil kunci motor yang tergeletak di dalam laci meja.

Lambat laun waktu berjalan, setelah kami lulus SMA. Komunikasi antara kami berdua sudah tidak seperti dulu lagi. Karena Zahra sibuk dengan pekerjaannya, aku juga sibuk dengan kuliahku.

Suatu malam, saat aku pergi membeli kebab bersama adikku di dekat Apollo Store kota, aku melihat perempuan mirip dengan Zahra sedang duduk di coffe seberang dengan seseorang. Yang membuatku sedikit aneh, seseorang itu laki-laki, sontak aku langsung chat Whatsapp ke Zahra.

‘Kamu dimana?’ kataku. ‘Di rumah, sayang. Kenapa? Lha kamu sendiri dimana sekarang?’ Jawab Zahra. ‘aku beli kebab sama adikku.’ kataku ‘aku mau dong, bungkus satu buat aku yang’ Ucap lagi Zahra. ‘Siap sayang.’ jawabku lagi.

Nyaring Yang Semu
Nyaring Yang Semu

Dari chat ini aku merasa lega dan mengira itu bukan Zahra. Lagi pula, Zahra tidak punya saudara laki-laki.

Setelah membungkus satu, aku mengantarkan adikku pulang dan langsung menuju rumah Zahra untuk mengantarkan pesanan istimewa ini. Akan tetapi, Zahra tidak di rumah. Kata Ibunya dia sedang keluar dengan rekan kerjanya, lembur. Dan akhirnya aku pulang. Aku titipkan pesanan itu kepada Ibunya.

Di Rumah, aku mendapati chat dari Zahra, dia hilang terima kasih dan aku jawab sama-sama. Setelah itu, aku menelpon Zahra.

‘kamu bohong, katanya di rumah’ Aku. ‘aku belum sampe rumah tadi, maaf yang’ Zahra. ‘Kamu tadi di cafe seberang Apollo kan?’ Aku. ‘eh, maaf iya. Kamu kok tau?’ Zahra. ‘ya iya lah, orang aku tadi di kios kebab itu’ Aku.

Seiring berjalannya waktu hubungan kami merenggang, hingga akhirnya Zahra memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Aku merasa berat hati mendapati keputusan ini, dia memilih teman kerjanya. Sedangkan aku yang tidak bisa apa-apa lagi untuk sekedar hal yang bersifat materi yang kuberikan kepadanya, hanya cinta yang tulus yang aku punya. Tapi, ungkapan ini tidak menggerakkan hatinya untuk tetap bersamaku.

Tidak lama setelah kami berpisah, mungkin sekitar dua bulan. Aku sering melihat mereka di cafe yang sama, dengan candaan dan kemesraan dari mereka. Sakit ini masih belum hilang dan sulit untuk dihilangkan.

Hingga aku punya pikiran untuk menyelidiki laki-laki itu. Ternyata laki-laki itu tidak hanya pacaran dengan Zahra, tetapi dengan perempuan lain.

“Laki-laki bangsat, beraninya mempermainkan Zahraku.” Aku berkata dalam hati sambil mengintip mereka dari kejauhan.

Dan aku tidak lupa untuk memfoto peristiwa itu. Dan aku segera chat kepada Zahra.

‘(Foto) dengan caption lihat pacar barumu’ Aku. ‘Hah, apa!?’ Zahra. ‘memang seperti ini idamanmu?’ Aku. ‘tidak mungkin Budi, kamu bohong’ Zahra. ‘kalau tidak percaya, tunggu saja sampai kamu melihat yang sebenarnya’ Aku.

Tenyata benar, Laki-laki itu sudah punya pacar sebelum pacaran dengan Zahra. Zahra hanya dimanfaatkan untuk selalu dimintai uang dengan berbagai alasan tentang dirinya, yang semata-mata hanya untuk pacar lamanya.

Hingga sekarang. Hubungan aku dengan Zahra berangsur-angsur membaik, tapi tidak untuk berpacaran. Hanya sekedar pertemanan, dan jarang komunikasi. ‘Biasa aja’.

Zahra resign dari tempat ia bekerja dan aku tawari untuk bekerja di butik milik tanteku. Dan tetap, hubungan kami hanya sekedar sapa-menyapa, tidak lebih dari itu. Sampai sekarang. Mungkin cocok jika diibaratkan dengan gendang yang dipukul nyaring, tetapi sudah tenggelam. Hingga tidak nyaring kembali.

Cerpen dengan judul "Nyaring Yang Semu", telah berhasil dimoderasi dan lolos ditayangkan oleh tim editor.

Cerpen Nyaring Yang Semu merupakan cerita pendek karangan Aniqul Khoir, agan dapat mengunjungi profil penulis untuk membaca karya-karya cerpen terbaru miliknya. Baca juga cerpen seputar Cinta, atau cerpen menarik lainnya dari Aniqul Khoir.


Cerpen ini telah berhasil ditayangkan sekitar: 1 tahun yang lalu. Bagaimana menurutmu gengs? apakah agan menyukai tulisan cerpen dari Aniqul Khoir? jika agan menyukai cerpen ini, silahkan tulis pendapatmu di kolom komentar ya gengs.


Jika dirasa cerpen ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan cerpen ini ke medsos atau langsung klik tombol sebarkan ya gengs! 🫰.

Promosi Via Guest Post!

Buat agan & sista, jika ingin mempromosikan produk bisnismu melalui tulisan (guest post-content placement), silahkan baca terlebih dahulu tentang aturan dan kebijakan guest post 👉 di sini 👈

Hai gansis! 🧑‍🦱🧑‍🦰 Yuk coba seru-seruan bareng komunitas dengan menggunakan asisten AI cerdas. Caranya sangat mudah, cukup dengan memberikan tagar dan mention [#tagargpt & @balasgpt] pada balasan agan dan sista di sini.

25 Fitur Terbaru: Kuis AI, Pelajaran Sekolah AI, Latihan Soal AI, Jawaban Soal AI dan masih banyak lagi fitur menarik lainnya.


Hanya pengguna VIP yang sudah terdaftar dan memiliki akun lencana terverifikasi

Dilarang mengirimkan pesan promosi, link, spam dsbg. Namun jika agan ingin menyisipkan link (promosi), silahkan pergi ke halaman hubungi moderator kami. Berkomentarlah dengan bijak dan sesuai topik yang ada. Untuk informasi selengkapnya, silahkan baca aturan di sini.

Komentar