Alia Putri Medeia, seorang gadis SMK kelas 3 yang populer karena kecerdasannya, bukan hanya cerdas dia juga dijuluki sebagai primadona sekolah. Bagaimana tidak rambutnya yang gelap terurai panjang, bola matanya berwarna coklat hazel, kulit putih bersih, dan bibir ranum kecil berlipgloss pink membuat gadis itu terlihat cantik nan mempesona. Tidak luput juga seragam putih abu-abu terlihat pas melekat di badannya. Dia tampak melangkah masuk ke dalam area sekolah sambil menggendong tas ransel berwarna hitam. Senyumnya terpancar cerah kala murid-murid lain menyapanya. Beberapa diantaranya menatap dengan sinis atau berbisik dibelakang. Alia tahu hal itu, tapi ia memilih untuk diam. Gadis itu sudah terbiasa walau batinnya menyiratkan setitik ketidaknyamanan.
Sudah hampir 2 tahun lamanya Alia mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh teman-temannya. Terkadang ia tidak sengaja mendengar gosip yang dibicarakan oleh beberapa murid di sekolah. Ternyata mereka diam-diam menggunjinginya dibelakang tapi di depan Alia mereka terlihat sangat baik. Terutama adalah para siswi, teman-teman seperempuannya. Beberapa siswi lainnya juga ada yang secara terang-terangan mengejek dan mengganggunya. Semua itu terjadi sejak Alia meraih gelar prestasi murid terbaik di sekolah bahkan antar sekolah, ia juga selalu memenangkan lomba sehingga di sekolahnya ia menjadi cukup terkenal. Belum lagi wajahnya yang terlihat cantik dan manis membuat kaum laki-laki terpikat dan beberapa diantaranya mengajak untuk berpacaran. Sebenarnya Alia merasa risih dan tidak nyaman, mau sampai kapan akan terus seperti ini. Ia tidak ingin berpacaran dan hanya fokus untuk menyelesaikan pendidikan. Hal inilah yang membuat murid-murid di sekolah kurang suka dengan adanya Alia karena merasa tersaingi, entah itu dari segi kecerdasan atau kecantikannya.
Alia hanya bisa pasrah seraya mencoba untuk terus menuntaskan pendidikannya untuk satu tahun kedepan. Alia memang bukanlah anak dari keluarga yang kaya, ia bisa masuk ke sekolah favorit terbaik berkat beasiswa yang selalu ia dapatkan. Untung saja Alia tidak sendiri, ia memiliki teman yang cukup dekat dan selalu membantunya saat sedang dalam masalah. Ryn, adalah teman masa kecil Alia sekaligus teman sekelasnya. Ryn selalu menguatkan Alia dan membelanya. Ia dianggap sebagai sahabat sekaligus partner terbaiknya sehingga Alia bisa bersemangat untuk terus bersekolah.
Ketika sedang beristirahat, Alia dan Ryn berjalan menuju perpustakaan bersama. Di tengah perjalanan mereka melihat 3 murid cowok yang sedang asyik mengobrol. Ketiga murid cowok tersebut bernama Siyon, Devan, dan Arka. Mereka memang tidak sekelas karena memang berada di jurusan yang berbeda. Alia merasa malu lalu mengajak Ryn putar balik tetapi Ryn menggandeng lengan Alia dan tetap melanjutkan langkah untuk sampai ke perpustakaan.
“Hai Alia, Ryn, apa kabar?.” Sapa Siyon sambil melambaikan tangannya.
“Alhamdulillah baik.” Sahut Alia sambil tersenyum tipis.
“Sebentar lagi kita ada ujian sekolah, mau belajar bareng nggak?.” Tanya Devan.
“Belajar bareng kalian? Hm, boleh deh.” Sahut Ryn yang kemudian tangannya ditarik oleh Alia.
“Ih apaan sih Ryn.” Bisik Alia.
Siyon dan Devan hanya terkekeh kecuali Arka. Arka menatap wajah Alia dengan datar. Ia hanya terdiam sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada, pandangannya memindai kearah lain. Alia yang melihat Arka seperti itu langsung membuang muka, ia tahu bahwa Arka tidak suka melihatnya.
Beberapa detik kemudian Arka meninggalkan tempat itu tanpa berkata sepatah kata apapun. Siyon dan Devan sempat bertanya tetapi Arka tidak menjawab. Alia yang merasa tidak nyaman kemudian mengajak Ryn pergi.
Setelah sampai di kelas Ryn menatap wajah Alia yang terlihat murung sambil merebahkan kepalanya diatas meja. Ia tahu apa yang kini sedang dipikirkan Alia. Cowok bernama Arka Atharrayhan, dikenal sebagai cowok yang berwatak dingin dan cuek, anak dari seorang pemilik sekolah yang mereka naungi saat ini, sekaligus murid cowok yang paling pintar di sekolah. Bukan hanya pintar, dia juga populer di kalangan para siswi karena memiliki postur tubuh tinggi dan wajah yang tampan. Setiap melihat Alia, Arka selalu memalingkan wajah atau menatap layar ponselnya. Ketika teman-teman Arka menyapa Alia, Arka juga selalu diam. Arka memang tidak suka bergaul dengan siswi perempuan tetapi karena wajahnya yang tampan semua perempuan menyukainya bahkan ada yang sempat menembaknya secara terang-terangan tetapi Arka yang punya sifat sedingin es itu sudah pasti menolak. Ryn sebenarnya ingin menanyakan sesuatu, tetapi Alia tidak pernah ingin memperpanjang hal yang menurutnya tidak penting sehingga ia mengurungkan niatnya untuk bertanya.
Ryn mengelus rambut sahabatnya itu “Sudahlah Alia jangan dipikirkan, di dunia ini memang tidak semua orang harus menyukai kita kan?.”
“Entahlah, aku merasa kesal dengan sikap cowok itu. Aku tahu dia populer dan bahkan ayahnya pemilik sekolah ini. Sudah pasti dia juga kaya. Tapi tidak bisakah sifat buruknya dihilangkan? Itu sangat menggangguku. Dia adalah salah satu dari sekian banyak murid di sekolah yang tidak menyukaiku.” Alia menggerutu.
Dalam diam Alia mengingat-ingat kejadian setiap ia berpapasan dengan Arka. Terkadang Arka hanya diam saja dan memandangnya dengan tatapan datar, atau meninggalkannya seperti tadi. Pernah suatu ketika Alia menyapa Arka ketika sedang berjalan seorang diri, Arka menatapnya dari bawah sampai atas dalam waktu yang agak lama kemudian bibirnya berdecak.
“Ck, ah sial.” Kemudian Arka berbalik dan pergi.
Alia mengerutkan keningnya, kemudian matanya memindai mencari apakah ada sesuatu yang aneh di wajah atau pakaiannya. Terkadang Arka juga mengeluarkan kata-kata yang kurang enak untuk didengar dan seharusnya tidak perlu diucapkan. Alia jadi membayangkan masa yang paling menyebalkan itu.
Di perpustakaan sekolah saat jam istirahat
“Alia, jangan terlalu percaya diri, kamu tidak seterkenal itu.” Ucapan Arka yang tiba-tiba dilontarkan ketika mereka saling berhadapan di tengah-tengah rak buku perpustakaan.
Ketika Alia sedang berjalan menuju kelas seorang diri dan melewati Arka yang sedang bersandar di dinding kelas sambil memainkan ponsel
“Hei, kenapa kamu selalu menampakkan wajahmu didepanku?.”
Memangnya Alia adalah makhluk gaib yang harus datang secara sembunyi-sembunyi ketika berada di sekolah? Alia hanya menganga tanda bingung tapi ia tidak ambil pusing dan langsung melanjutkan langkahnya.
Saat Alia sedang makan siang di kantin, Arka berjalan melewatinya dan sedikit berbisik
“Diam-diam sebenarnya kamu suka kan, digoda para buaya di sekolah?.” Alia mengernyitkan keningnya, mulutnya terbuka tanda heran menatap Arka yang terus berjalan pergi, tetapi seperti biasa ia memilih untuk diam lalu menyuapkan kembali makanannya.
Ketika berpapasan di depan pintu gerbang sekolah
“Senyum palsumu itu tidak ada gunanya ditunjukkan semua orang, aku tahu banyak yang membencimu hanya karena melihat senyum palsu yang tidak berguna itu. Lebih baik simpan saja daripada membuang-buang waktu tidak penting”
Alia mulai geram karena sudah cukup sabar dalam diam “Lebih baik murah senyum daripada jadi orang jutek sepertimu.”
Arka tertawa “Aku jutek, tapi nggak ada yang membenciku. Kamu udah kasih senyum gratisan masih saja banyak yang benci.”
Alia merasa ingin meninju wajah Arka karena tidak tahan.
Waktu menunjukkan pukul 3 sore, pelajaran telah usai dan semua murid keluar dari kelas. Alia merapikan bukunya kemudian mengajak Ryn untuk pulang bersama, tetapi Ryn sudah ada janji hari ini untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya jadi mau tidak mau Alia akan pulang sendiri. Alia pun berjalan kaki dari sekolah menuju rumah karena jarak yang tidak terlalu jauh. Di tengah perjalanan Alia merasakan sesuatu yang aneh, ia merasa diikuti seseorang. Sesekali Alia menoleh ke belakang tetapi tidak ada siapapun disana. Ia mempercepat langkahnya, berharap secepatnya sampai ke rumah, tapi ia masih merasa seperti diikuti. Alia pun berlari, jantungnya berdegup kencang, ia merasa takut karena instingnya mengatakan bahwa dibelakang sana ada seseorang yang terus mengikutinya.
Cerpen The Secret Obsession (Part 1) merupakan cerita pendek karangan Riska Yuliana, agan dapat mengunjungi profil penulis untuk membaca karya-karya cerpen terbaru miliknya. Baca juga cerpen seputar Cinta, atau cerpen menarik lainnya dari Riska Yuliana.
Cerpen ini telah berhasil ditayangkan sekitar:
Jika dirasa cerpen ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan cerpen ini ke medsos atau langsung klik tombol sebarkan ya gengs! 🫰.
Promosi Via Guest Post!
Buat agan & sista, jika ingin mempromosikan produk bisnismu melalui tulisan (guest post-content placement), silahkan baca terlebih dahulu tentang aturan dan kebijakan guest post 👉 di sini 👈
25 Fitur Terbaru: Kuis AI, Pelajaran Sekolah AI, Latihan Soal AI, Jawaban Soal AI dan masih banyak lagi fitur menarik lainnya.
Hanya pengguna VIP yang sudah terdaftar dan memiliki akun lencana terverifikasi