Saat ini seonggok manusia tengah berlari kalang kabut untuk memasuki kelasnya, berharap guru yang termasuk jajaran killer ini belum mengajar. Dialah Aldara. Yang semalam begadang menonton drakor kesayangannya hingga lupa waktu, hinggalah ia telat bangun dan sekarang cemas akan keterlambatannya.
Brak! “Hosh hosh” Ngos ngosan Ara. “Syukurlah, gurunya belum dateng”
Lalu Ara berjalan menuju ke bangkunya yang disampingnya ada Bianca sahabatnya. “Begadang lagi lo?” Tanya Bianca. “Udah tau pake nanya, diem lo gue mau lanjut tidur” Sarkas Ara. Ara pun menelusupkan wajahnya dengan lengannya di meja. Ia tertidur hingga guru killer itu pun sampai.
“Pagi anak anak, sekarang saya absen terlebih dahulu” Ujar guru itu. “Aera Caitlin” “Saya pak!” “Argantara Gionio” “Hadir” “Leonel Bagaskara” “Cihuyy hadir ser” “Keyra Clarissa Putri” “Hadir pak” “Cantika Realinsya” “Alin cantik hadir pak” “Bianca Vernanda Guintomo” “Hadir!” “Aldara Valencia Allexandria”
Hening…
“Loh ga ada? Sekali lagi Aldara Valencia Allexandria?” Panggil guru killer itu.
Disisi lain Bianca sibuk membangunkan temannya ini yang tengah cosplay metong deh kayaknya, susah banget buat bangunnya. “Woi kebo bangun! Elo dipanggil pak Panca tuh” Ujar Bianca seraya menyenggol tubuh Ara dengan sikutnya.
Pandangan pak Panca kini tertuju ke salah satu siswi yang tertidur pulas. “ALDARA VALENCIA ALLEXANDRIA!” “AY AY KAPTEN!” Kaget Ara langsung berjengkit berdiri seraya hormat.
Seketika kelas yang tadinya hening, kembali sangat ramai dengan tawa ngakak dari semuanya. “Anjir muka lo! Hahaha kayak kukang” Ejek Wildan. “Mana kagetnya segala pake hormat lagi, bwahaha ngakak gue” Lanjut Nayla. “Aduh lontong perut gue sakit ketawa muluu” Sambung Zidan. “Awas aja lo pada gue tandai tu muka satu satu!” Ancam Ara membuat mereka kicep.
“Kenapa tidur? Kurang tidur kemarin di rumah?” Tanya guru itu. “Iya pak, saya begadang lihatin masa depan saya” Jawab Ara membuat yang mendengarnya mengerenyitkan dahinya bingung. “Masa depan?” Tanya guru itu kembali. Lalu Ara mengangguk. “Iya pak, saya lihat drakor yang ada pacar saya itu, makanya saya begadang sampe lupa waktu hehe” “Masih bisa cengengesan kamu? Sekarang keluar sana! Hormat di bendera sampe jam istirahat!” Ujar guru itu. “Yawlah pak, bapak apa tega buat saya mateng kepanasan? Bapak tega nyakitin saya yang imut kiyowok cetar membahana? Bap-” “DIAM! Atau saya akan tambah hukuman kamu!” Sarkas guru itu. “Siap pak! Laksanakan!” Ujar Ara langsung ngacir keluar kelas, dan itu tak luput dengan tawa yang menggelegar ke seluruh penjuru kelas.
Saat ini Ara tengah hormat ke bendera, yang berada ditengah lapangan. Keringat bercucuran deras di pelipis gadis barbar satu ini, dan tak luput di dalam hatinya ia tengah misuh misuh dan mengabsen nama nama hewan untuk guru killer satu ini. “Sialan pak Panca! Jadinya gue harus mandi 7 hari 7 malem kan nih! Pak Panca anjir banget emang! Huwahh!” Ara mencak mencak tak jelas.
Namun acara umpat mengumpatnya terhenti karena tiba tiba cahaya matahari yang panas menerpa tubuhnya tiba tiba saja redup. Lalu Ara mendongak, ia melihat sebuah payung yang dipegang oleh seseorang. Lalu Ara menoleh kesamping, dan Ara pun merotasikan matanya malas.
“Ngapain lo kesini?” Tanya Ara namun tak ada jawaban dari sang empu. “Lo budek ha?!” Kesal Ara. “Jagain lo” Jawabnya.
‘Sialan kalo ga ganteng tuh muka udah gue tonjok dah tu sampe bonyok’ Batin Ara.
Cowok yang mampu membuat sang Ara emosi ketika dengannya adalah Athala Adisastra. Dialah ketua Paskibraka di sekolah menengah atasnya. Tak heran, selain visual blasteran surga, badannya juga aduhaii.
“Jauh jauh deh kalo lo mau bikin gue emosi, gue lagi cape bener nih, dari pada lo ntar pulang bonyok semua badan lo gue gamau tanggung jawab” Ujar Ara. “Gue cuman berniat baik” Jawabnya dingin. “Tapi kalo gue liat lo adanya bikin emosi mulu tau ga?” “Yaudah gausah dilihat” “Ck, udahlah lo pergi sana jangan gangguin gue mulu napa!” Kesal Ara. “Udah gue bilang, gue mau jagain lo biar ga pingsan” “Gausah ga perlu, gue bisa sendiri, lebih baik lo jauh jauh deh dari-” “Ga nerima penolakan” Tekan Atha.
Ara pun memilih untuk diam, daripada adu bacot sama makhluk kutub satu ini akan tak ada ujungnya. Karena emang dasarnya Atha tak suka dibantah.
Bel kegembiraan setelah bel pulang tentunya adalah bel istirahat yang kini telah berkumandang ria. Ara yang mendengar itu langsung ngibrit ke kantin guna mengisi perutnya yang keroncongan karena menjalani hukuman dari pak Panca. Walau hanya diem aja itu juga nguras tenaga yagesya, mana panas lagi. Bodo amat lah sama Atha yang ia tinggal di tengah lapangan sendirian, toh dia juga punya kaki bisa ngikutin Ara sendiri.
“Mang bakso jumbonya 1 porsi!” “Siap neng Ara” Jawab mang Ucup kang bakso.
Tak menunggu lama bakso jumbo pesanan Ara tiba, dan terus memanggil manggil untuk segera ia makan. “Wah makan nikmat nih” Girang Ara. Hendak saja ia ingin makan sesuap, tiba tiba.. “Ara!” Uhukk “A-air” Lirih Ara. Sang empu yang tak lain dan tak bukan adalah Bianca pun membuka air botol minum yang baru ia beli. Glek Ahh~ “Sialan lo! Mau bunuh gue ha?” Kesal Ara. “Sorry sorry” Cengengesan Bianca. “Rusak deh acara makan nikmat gue, udah lo diem aja sana gausah ganggu gue” “Iya iya” Pasrah Bianca.
Lalu Bianca duduk di samping Ara dengan memainkan ponselnya. Ara pun hendak memakan satu suap dengan nikmat, Bianca sudah aman pikirnya tak ada penggangu. Insting Ara ternyata salah, ada satu cunguk lagi yang siap buat Ara naik darah lagi. “Ara” Panggilnya dingin. Ara pun memejamkan matanya guna menahan emosi yang ingin memuncak.
‘Sialan gue hanya pengen makan nikmat, santai, damai, kenapa GAK BISA WOILAH!’ Batin Ara menjerit.
“Apa?” Jawab Ara tak kalah dingin. Sang empu yang tak lain adalah Atha yang kini duduk di depan Ara yang sedang menahan emosinya untuk ingin menonjok muka badas Atha.
“Gapapa” Jawab santai Atha. “Ck, lo bisa gasih gausah ngikutin gue mulu? Dah kek ketempelan tau ga?” Kesal Ara. “Lo ngatain gue setan?” Tanya Atha. “Gue ga ngomong gitu” “Gue gamau memperpanjang waktu lagi Ra, gue mau ngomong serius sama lo” Ujat Atha. “Ngomong ya ngomong ajalah ege”
Atha pun berdiri dari duduknya. “Mohon perhatiannya sebentar! Saya mau mengatakan hal terpenting pada Ara” Ara pun mendelik kesal. “Ck, lo apa apan sih Tha! Kalo mau ngomong ya ngomong aja ga usah gini” Lirih Ara namun tak digubris oleh Atha. Atha menghampiri Ara menarik tangannya lembut, sekarang mereka berpandangan satu sama lain membuat seisi kantin memekik heboh.
“Gue mau serius Ra, selama ini ga pernah ada yang menarik di mata gue, namun terkecuali lo Ra, lo menarik di mata gue. Lo itu berbeda dari yang lain, keberbedaan lo itu membuat gue mempunyai rasa lebih sama lo, maaf gue ga pandai rangkai kata kata. Mau kan lo jadi pacar pertama dan terakhir gue?” Tanya Atha dengan keseriusan seraya menggenggam tangan Ara.
Ara dibuat bimbang, satu sisi cunguk inilah yang selalu membuatnya naik darah, disisi lain ia juga mempunyai perasaan yang sama apalagi ia ganteng, beuh buat Ara makin klepek klepek ga tuh. “I-ini teh beneran Bi?” Tanya Ara pada Bianca. Bianca hanya menghela nafas. Kagak ngerti lagi dah dia sama temennya yang satu ini. ‘Kok bisa bisanya gue punya temen yang polos nyerempet bego’ Batin Bianca. “Ya iya dong beneran Ara sayang, ga mungkin kan kita ngeprank elo? Emang ini hari ultah lo? Kagak kan?” Ujar Bianca.
Tiba tiba kantin kembali bergemuruh untuk menyuruh Ara menerima Atha. Ara menghela nafasnya, ia bisa apa selain menerimanya, toh dia juga suka sama Atha. “Iya gue mau” Jawab Ara.
Seketika satu kantin bergemuruh suara tepuk tangan. Atha yang tak dapat membendung rasa bahagianya itu pun langsung menarik Ara dalam pelukannya. “Makasih Ra, makasih” Gumam Atha. “Ish Atha, maluu” Cicit Ara. Atha yang melihat itu terkekeh gemas, lalu menarik tangan Ara dengan lembut. “Mau kemana?” Tanya Ara. “Ke rooftop” Jawab Atha.
Keduanya kini berada di rooftop sekolah dan duduk di sofa yang sudah tak terpakai. Pandangan mereka lurus dan hening, sangking heningnya suara detak jantung mereka sampai terdengar.
‘Shit! Kenapa ini jantung ga bisa diajak kompromi dah’ Batin Atha.
“Aku sebenarnya sudah lama tau suka sama kamu” Ujar Atha memecah keheningan. “Oh iya? Dari masa mpls kah?” “Bukan, dari masa kita waktu SMP” “Emang kita pernah satu SMP?” Tanya Ara. “Kamu ga inget si cupu yang pernah kamu tolong? Dan menjabat sebagai sahabat kamu?” “Em si cup- ohh iyaa! Gue inget, Tata kan? Si cupu Tata kan? Hahh, keingat dia gue jadi kangen nih” Ujar Ara. “Kamu belum menyadari nya Ra?” Tanya Atha membuat Ara heran kebingungan. “Hah? Nyadar apa?” “Si cupu itu aku Ra, aku menyamar menjadi cupu karena aku ingin mencari teman yang tak memandang dari hartaku dan ketampananku saja, aku hanya ingin teman yang tulus benar ingin berteman denganku, bukan karena suatu hal pada diriku” Ujar panjang lebar Atha.
“J-jadi?” Tanya Ara. “Jadi sekarang aku membuka jati diriku untuk ingin membalas kebaikanmu, kamu yang rela kena pukul demi nyelamatin dan membela aku, sekarang ganti aku yang akan melindungi kamu Ra, selamanya” Ujar Atha membuat mata Ara berkaca kaca. “Huhh aku terhuraa” “Terharu sayang” Ucap Atha membuat Ara blushing. “Ih lucu pipinya merah gini” Ujar Atha seraya menoel noel pipi Ara. “Ih apasii” Kesal Ara.
Bahagialah Ara kini telah melepas lajang jomblonya. Sekarang cewek barbar seantero SMA Merdeka Jaya resmi milik si Pak Ketua Paskibraka SMA Merdeka Jaya.
Cerpen Cewek Barbar Milik Si Ketua Paskibra merupakan cerita pendek karangan Via CVR Baii, agan dapat mengunjungi profil penulis untuk membaca karya-karya cerpen terbaru miliknya. Baca juga cerpen seputar Cinta, atau cerpen menarik lainnya dari Via CVR Baii.
Cerpen ini telah berhasil ditayangkan sekitar:
Jika dirasa cerpen ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan cerpen ini ke medsos atau langsung klik tombol sebarkan ya gengs! 🫰.
Promosi Via Guest Post!
Buat agan & sista, jika ingin mempromosikan produk bisnismu melalui tulisan (guest post-content placement), silahkan baca terlebih dahulu tentang aturan dan kebijakan guest post 👉 di sini 👈
25 Fitur Terbaru: Kuis AI, Pelajaran Sekolah AI, Latihan Soal AI, Jawaban Soal AI dan masih banyak lagi fitur menarik lainnya.
Hanya pengguna VIP yang sudah terdaftar dan memiliki akun lencana terverifikasi
Masih ada next to part ll nggk kak? Bikin Part ll dong ka, bgus, aku seneng sama ceritanya.