Disaat libur kenaikan kelas, seperti biasa aku, Bagas, Agus, Ponidi dan Nanda berkumpul di rumahnya Agus, disana biasanya kami merencanakan sesuatu apa yang akan kami lakukan, disaat semua sudah kehabisan ide disitu saya mengusulkan untuk pergi mencari burung saja karena cuaca yang juga mendukung.
“Daripada kita gabut seperti ini bagaimana kalau kita pergi mencari burung saja,” tanyaku Bagas pun menjawab “boleh saja, toh cuacanya juga tidak terlalu panas”. Begitupun dengan Agus, Ponidi dan Nanda mereka juga setuju.
Setelah kami semua setuju lanjut kami berdiskusi untuk persiapan apa saja yang akan dibawa “Sebelum berangkat peralatan apa saja yang kita perlukan” tanyaku Nanda pun menjawab “yang pasti jaring, sangkar burung, dan juga jebakan burung harus dibawa,” “apa lagi,” sambungku “kurasa cuma itu sih yang perlu dibawa juga makanan dan minuman,” jawab Bagas.
Setelah kami semua sepakat lalu kami pergi bersiap-siap kami membagi tugas agar semua cepat selesai dan cepat berangkat, aku dan Ponidi mendapat tugas bagian membeli makanan dan minuman, Bagas dan Nanda bertugas mencari peralatan untuk menangkap burung.Setelah semua alat dan makanan minuman sudah terkumpul kami pun pergi bersiap untuk berangkat
“kita mau mencari burung di mana ya enaknya?”, tanya Ponidi “di dekat pertambangan saja disana banyak burung jalak yang bersarang di sana”, jawab Agus “aku kurang setuju sih kalau mencari di sana karena kalian tahu sendiri kan kalau burung jalak itu sarangnya dimana mereka bersarang di tebing-tebing yang tinggi agak susah untuk menangkapnya”, jawabku yang kurang setuju. “lalu kita mau kemana?” tanya Ponidi lagi lalu aku menjawab “bagaimana kalau kita mencari burung di hutan utara klangon saja disana banyak burung dan juga suasana disana sangat sejuk sekalian kita healing”. “setuju” jawab serentak.
Ketika semua sudah setuju lalu kita berangkat, tetapi ketika baru beberapa langkah menuju ke tempat tiba-tiba suasana yang tadinya sejuk dan cerah tiba-tiba mendung dan disertai dengan hujan, alhasil yang tadinya kami mau berangkat harus menunggu hingga hujan reda. Dikarenakan hujan yang tidak reda alhasil rencana kami pun harus ditunda dan kami semua setuju untuk pergi menangkap burung besuk pagi.
Keesokan harinya kami semua sudah berkumpul di rumahnya Agus dan akan bersiap untuk berangkat. Pada pukul 8 kami pun pergi berangkat, tetapi permasalahan kami pun dimulai di sini pada saat kami mau berangkat Agus bersikeras untuk membawa senapan
“Kalau kita ingin mendapatkan burung yang banyak bagaimana kalau kita menggunakan senapan saja aku punya, punyanya bapakku?”, pendapat Agus lantas aku pun menjawab “jangan menangkap burung menggunakan senapan disana, itu ilegal, kalau ketahuan bisa ditangkap dan didenda.” “benar kan kita mau menangkap burung bukan membunuhnya jadi jangan saja.”, “nggak seru kalian semua”, sambung Agus dengan nada tinggi, karena tensi yang tinggi akhirnya agus mengalah dan ia meminta maaf atas keegoisannya tersebut.
Kami pun pergi berangkat perjalanan kurang lebih memakan waktu sekitar 20 menitan itu pun baru sampai ke Klangon belum sampai ke hutan Merapi, di Klangon kami pun berhenti sejenak untuk pergi membeli minum karena kami lupa membawa minuman sesudah membeli minuman kami pun langsung pergi berangkat menuju ke hutan Merapi sesampainya di Hutan Merapi kami pun membagi tugas aku dan Bagas pergi memasang jebakan burung berupa jaring dan yang lainnya pergi memancing burung agar dapat masuk ke dalam sebagian yang sudah kami persiapkan.
Kami sudah 2 jam lebih menunggu akan tetapi tidak ada satupun burung yang masuk ke dalam perangkap kami, kami pun di situ langsung berunding “bagaimana ini hari sudah semakin siang akan tetapi kita belum mendapatkan burung satupun?”, Tanyaku “sabar saja baru 2 jam kita menunggu” jawab Nanda Agus pun di sini langsung menjawab dengan nada yang tinggi “sudah kubilang agar membawa senapan angin saja akan lebih mudah menangkap burung kalian sih nggak mau dengar.” “sudahlah aku mau turun saja mau pulang ke rumah yang dapat cuma lelahnya aja”, sambung Agus lagi. Di sini Agus sudah sangat marah dan agus memutuskan untuk turun saja. “mau kemana gus?” tanyaku “minggat” jawab Agus
Baru beberapa langkah Agus pergi tiba-tiba ada segerombolan burung yang terperangkap di jebakan burung yang kami persiapkan, di sini akhirnya suasana pun pecah yang tadinya pada marah akhirnya kembali senang karena tidak sia-sia kami menunggu selama kurang lebih 3 jaman, begitupun dengan Agus yang tadinya sudah mau pergi tiba-tiba juga ikut senang dan bergabung lagi dengan kami. Burung yang terperangkap di jaring kami pun juga lumayan banyak ada sekitar lima burung dikarenakan hari yang sudah siang dan juga cuacanya pun semakin panas alhasil kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah saja.
Di tengah perjalanan pulang ada kejadian lucu yang menimpa kami, ketika di tengah perjalanan tiba-tiba kami mendengar sesuatu di balik rerumputan yang semakin lama bunyinya pun semakin terdengar, Aku pun penasaran dengan apa yang di balik rerumputan itu dan aku memberanikan diri untuk mengeceknya, akan tetapi baru saja mau aku cek tiba-tiba muncul sosok babi hutan dari balik rerumputan tadi dan langsung mengejar kami, kami pun langsung reflek berlari secara bersamaan
“lari ada celeng”, teriakku kami pun berlari sekencang mungkin, di tengah kepanikan yang menghantui kami, aku pun berinisiatif untuk memanjat pohon saja “manjat pohon saja”, teriakku sambil berlari kami pun segera menuju ke pohon terdekat dan tanpa basa basi langsung memanjatnya, alhasil dengan kami memanjat pohon babi hutan tadi pun hanya bisa melihat kami dari bawah
“bagaimana ini?”, tanya Agus “sabar, celengnya tidak mungkin bisa memanjat, kita tunggu saja sampai dia pergi” jawabku. Tidak menunggu lama babi hutan tadi akhirnya pun pergi dan kami pun cepat-cepat turun dan langsung berlari menuju rumah, “ahahahahahahaha”, ketawa kami sambil berlari karena baru kali ini kami mencari burung tetapi dikejar celeng, akhirnya kami pun sampai di rumahnya Agus dan cepat-cepat meletakkan burung di sangkar.Setelah burung sudah diletakkan di sangkar, kami semua pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.
Cerpen Berpetualang Mencari Burung Di Hutan Lereng Merapi merupakan cerita pendek karangan Rachmad Giri Prasetyo, agan dapat mengunjungi profil penulis untuk membaca karya-karya cerpen terbaru miliknya. Baca juga cerpen seputar Petualangan, atau cerpen menarik lainnya dari Rachmad Giri Prasetyo.
Cerpen ini telah berhasil ditayangkan sekitar:
Jika dirasa cerpen ini bermanfaat, jangan lupa sebarkan cerpen ini ke medsos atau langsung klik tombol sebarkan ya gengs! 🫰.
Promosi Via Guest Post!
Buat agan & sista, jika ingin mempromosikan produk bisnismu melalui tulisan (guest post-content placement), silahkan baca terlebih dahulu tentang aturan dan kebijakan guest post 👉 di sini 👈
25 Fitur Terbaru: Kuis AI, Pelajaran Sekolah AI, Latihan Soal AI, Jawaban Soal AI dan masih banyak lagi fitur menarik lainnya.
Hanya pengguna VIP yang sudah terdaftar dan memiliki akun lencana terverifikasi